
Petani di Indonesia dikenal sebagai sosok yang kuat dan pekerja keras. Namun, mengapa petani di Indonesia masih banyak yang belum sejahtera?
Salah satu penyebabnya adalah pengalokasian waktu dalam aktivitas rumah tangga tani yang masih belum efektif.
Berdasarkan studi yang dilakukan World Bank di China, bahwa alokasi waktu ideal petani untuk kegiatan usaha tani dan non-usaha tani adalah 6,72 jam/ hari
Salah satunya adalah Petani di Desa Kubu dan Sebuai. Data di lapangan menunjukkan, bahwa:
• Rata-rata petani di Desa Kubu beraktivitas untuk kegiatan usahatani dan non-usahatani 5,5 jam/hari dengan budidaya tanaman hortikultura, palawija, rempah, dan tanaman perkebunan di lahan seluas 1-5 ha
• Rata-rata petani di Desa Sebuai beraktivitas untuk kegiatan usaha tani dan non-usaha tani 4 jam/hari dengan budidaya Kelapa Dalam dengan sistem pertanaman tunggal (monokultur) pada lahan produktif seluas 0,5 – 5 ha
Berdasarkan data tersebut, petani di Desa Kubu dan Sebuai masih memiliki waktu luang untuk lebih produktif
Bagaimana petani mengoptimalkan waktu luangnya?
Meninjau dari pola tanam dan sistem tanam petani di Desa Kubu dan Sebuai, setidaknya ada 2 rekomendasi, yaitu:
1. Petani dapat menerapkan budidaya tumpangsari. Contohnya, petani dapat menanam wortel (tanaman pokok) dan sawi (tanaman selingan) di satu lahan yang sama. Keunggulannya, sembari menunggu panen wortel, petani dapat memanen sawi, sehingga ada penambahan pendapatan
2. Petani juga dapat mengaplikasikan sistem pertanian terpadu (integrated-farming system) yakni memadukan beragam jenis usaha tani di satu lahan yang sama. Contohnya adalah memelihara ternak . Kotoran ternak dapat digunakan sebagai pupuk pada tanaman, sehingga petani dapat menghemat biaya pembelian pupuk.
Menarik kan? Yuk, efektifkan tenaga kerja petani di daerahmu agar kesejahteraannya meningkat
Komentar on Alokasi Tenaga Kerja Rumah Tangga Tani di Desa Kubu dan Sebuai
Tani baik mantaap